(Fusion of
Horison)
Oleh : Muaddibi
Asfiyak. R
Minggu yang lalu
(04 Oktober 2013), kuliah hermeneutika yang dibimbing oleh bapak Sahiron
Syamsuddin kita telah mempelajara beberapa teori penafsiran yang ditawarkan oleh
Gadamer diantaranya, 1) teori kesadaran keterpengaruhan oleh sejarah, 2) teori
pra-pemahaman. Dan pada kesempatan kali ini penulis akan membahas teorinya yang
ketiga yaitu teori Penggabungan / Asimilasi Horison / Fusion of Horison.
Asimilasi horison
merupakan sebuah penggabungan dua horison yaitu a). Horison yang ada pada teks.
Maksudnya adalah bahwa setiap teks pasti mempunya pengetahuan tersendiri
terkait apa yang dimasud dalam pembuat teks itu sendiri atau dengan kata lain
makna Objektive teks, b). Horison pembaca, yang dimaksudkan bahwa seorang
pembaca teks sudah barang tentu memiliki pemahaman tersendiri terhadap teks
karena dipengaruhi oleh pengalaman hidup (Efective History) pembaca, maka hal
ini disebut juga dengan Subjektive teks.
Dengan adanya
kedua jenis horison tersebut memungkinkan memiliki konsepsi makna yang berbeda
sehingga, Gadamer mengatakan bahwa keduanya harus dikomunikasikan guna
meghindari adanya ketegangan antara keduanya. Interaksi antara keduanya inilah
yang disebut Gadamer juga dengan lingkaran hermeneutika (Hermeneutischer
Zirkel). Dia mengatakan bahwa horison pembaca hanya berperan sebagai titik
berpijak seseorang dalam memahami teks yang menjelaskan bahwa adanya pendapat
atau kemungkinan makna yang dimaksudkan oleh pembaca teks. Sehingga teks
tidak boleh dipaksakan sesuai dengan
titik pijaknya. Namun, titik pijak tersebut dapat mengantarkan seseorang untuk
memahami makna teks yang sebenarnya. Dengan demikina disinilah letak
bertemuanya antara makna objektive dan makna subjektive yang mana salaing
berkaitan dalam mencari maksud teks yang sesungguhnya.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwasanya antara pengarang teks dengan pembua teks memiliki
horison tersendiri sehingga harus disinergikan dalam menemukan maksud teks yang
dikehendaki.
[1] Dalam tulisan ini merujuk pada karya
Dr.Phil.Sahiron Syamsuddin, M.A., Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an,
Pesantren Nawasea Pers, hlm. 48-50.
[1] Dalam tulisan ini merujuk pada karya
Dr.Phil.Sahiron Syamsuddin, M.A., Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an,
Pesantren Nawasea Pers, hlm. 48-50.